Pemerintah Indonesia Setuju Untuk Membeli Satelit Komunikasi Militer AS

UPDATED: September 2016

Roket Falcon tak berawak lift off dari dari Cape Canaveral Air Force Station pada 27 Mei di Cape Canaveral, Florida. (AP / -)

Jakarta - Untuk kepentingan keamanan nasional, pemerintah dan DPR telah sepakat untuk membeli satelit komunikasi militer, dengan pengadaan ditargetkan untuk 2018, kata anggota parlemen mengatakan.

Komisi I DPR yang bertugas mengawasi pertahanan dan urusan luar negeri wakil ketua Asril Tanjung mengatakan Indonesia telah menggunakan satelit difasilitasi oleh negara asing seperti Australia dan AS, berpotensi risiko untuk keamanan nasional.

Indonesia juga menggunakan satelit komunikasi Garuda 1 yang dioperasikan oleh Asia Cellular Satellite yang dibangun berbasis di AS Lockheed Martin, tapi izin untuk menggunakan orbit satelit berakhir pada tahun 2015 dan dengan demikian slot kosong harus segera diganti agar Indonesia tidak kehilangan slot , kata Asril.

"Indonesia mungkin saja bisa mengamankan kepentingan negara ini jika satelit tersebut akan dioperasikan secara independen oleh Departemen Pertahanan. Pengadaan ini penting karena negara-negara lain telah memiliki satelit sendiri, yang sangat ideal karena komunikasi militer adalah rahasia negara," kata Asril, pada hari Rabu.

Keputusan dari mengakuisisi satelit itu dibuat menyusul serangkaian diskusi yang telah diselenggarakan oleh Komisi I dengan terkait stakeholder, termasuk dari Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan, yang menyetujui anggaran, serta Komunikasi dan Informasi Kementerian, yang mengatur hak paten.

Sebelumnya, dari laporan anggaran sebesar US $ 849.300.000, DPR dan Departemen Keuangan telah menyetujui permintaan untuk pendanaan dari Departemen Pertahanan untuk mengakuisisi satelit komunikasi militer dari Airbus Pertahanan dan Ruang untuk US $ 699.000.000.

Comments

Popular Posts