Soal Penistaan Agama dan Politisasi Alquran

Ayat dan Terjemah Al-Maidah 51-57: ﻳﺄﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﻟﺎ ﺗﺘﺨﺬﻭﺍ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﻨﺼﺮﻯ ﺃﻭﻟﻴﺎﺀ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺃﻭﻟﻴﺎﺀ ﺑﻌﺾ ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻮﻟﻬﻢ ﻣﻨﻜﻢ ﻓﺈﻧﻪۥ ﻣﻨﻬﻢ ﺇﻥ ﺍﻟﻠـﻪ ﻟﺎ ﻳﻬﺪﻯ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﺍﻟﻈﻠﻤﻴﻦ ﴿ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ:٥١﴾

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” ﻓﺘﺮﻯ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻓﻰ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻣﺮﺽ ﻳﺴﺮﻋﻮﻥ ﻓﻴﻬﻢ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻧﺨﺸﻰ ﺃﻥ ﺗﺼﻴﺒﻨﺎ ﺩﺍﺋﺮﺓ ﻓﻌﺴﻰ ﺍﻟﻠـﻪ ﺃﻥ ﻳﺄﺗﻰ ﺑﺎﻟﻔﺘﺢ ﺃﻭ ﺃﻣﺮ ﻣﻦ ﻋﻨﺪﻩۦ ﻓﻴﺼﺒﺤﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺃﺳﺮﻭﺍ ﻓﻰ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻧﺪﻣﻴﻦ ﴿ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ:٥٢﴾

“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” ﻭﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﺃﻫﺆﻟﺎﺀ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻗﺴﻤﻮﺍ ﺑﺎﻟﻠـﻪ ﺟﻬﺪ ﺃﻳﻤﻨﻬﻢ ﺇﻧﻬﻢ ﻟﻤﻌﻜﻢ ﺣﺒﻄﺖ ﺃﻋﻤﻠﻬﻢ ﻓﺄﺻﺒﺤﻮﺍ ﺧﺴﺮﻳﻦ ﴿ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ:٥٣﴾

“Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?” Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.” ﻳﺄﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﻣﻦ ﻳﺮﺗﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻪۦ ﻓﺴﻮﻑ ﻳﺄﺗﻰ ﺍﻟﻠـﻪ ﺑﻘﻮﻡ ﻳﺤﺒﻬﻢ ﻭﻳﺤﺒﻮﻧﻪۥ ﺃﺫﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺃﻋﺰﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﻔﺮﻳﻦ ﻳﺠﻬﺪﻭﻥ ﻓﻰ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠـﻪ ﻭﻟﺎ ﻳﺨﺎﻓﻮﻥ ﻟﻮﻣﺔ ﻟﺎﺋﻢ ﺫﻟﻚ ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻠـﻪ ﻳﺆﺗﻴﻪ ﻣﻦ ﻳﺸﺎﺀ ﻭﺍﻟﻠـﻪ ﻭﺳﻊ ﻋﻠﻴﻢ ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ:٥٤﴾

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” ﺇﻧﻤﺎ ﻭﻟﻴﻜﻢ ﺍﻟﻠـﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪۥ ﻭﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻘﻴﻤﻮﻥ ﺍﻟﺼﻠﻮﺓ ﻭﻳﺆﺗﻮﻥ ﺍﻟﺰﻛﻮﺓ ﻭﻫﻢ ﺭﻛﻌﻮﻥ ﴿ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ:٥٥﴾

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻮﻝ ﺍﻟﻠـﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪۥ ﻭﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﻓﺈﻥ ﺣﺰﺏ ﺍﻟﻠـﻪ ﻫﻢ ﺍﻟﻐﻠﺒﻮﻥ ﴿ ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ:٥٦﴾

“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” ﻳﺄﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﻟﺎ ﺗﺘﺨﺬﻭﺍ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﺗﺨﺬﻭﺍ ﺩﻳﻨﻜﻢ ﻫﺰﻭﺍ ﻭﻟﻌﺒﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻭﺗﻮﺍ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ ﻭﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﺃﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭﺍﺗﻘﻮﺍ ﺍﻟﻠـﻪ ﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺆﻣﻨﻴﻦ ﴿ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ:٥٧﴾

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.”

Ada 4 hal pokok yang menjadi prinsip keimanan dan keislaman kaum muslimin:

1) Larangan Allah (haram hukumnya) mengangkat atau menjadikan orangorang Yahudi dan Nasrani sebagai teman akrab, pemimpin dan pelindung, baik dalam dalam masalah kehidupan dunia, agama maupun kehidupan akhirat.

2) Orang yang hati mereka penyakit, yakni penyakit kemunafikan, selalu mendekati Yahudi dan Nasrani dan kaum kafir lainnya karena khawatir mendapat kesulitan bersama Rasulullah saw. dan kaum mukmin. Mereka tidak mengerti bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepada Rasul saw. dan kaum mukmin, atau keputusan lain. Mereka akan menyesali apa yang mereka sembunyikan.

3) Allah mengingatkan kaum mukmin agar tidak murtad. Jika murtad, Allah akan ganti mereka dengan generasi baru yang:

a) Allah mencintai mereka.

b) Mereka mencintai Allah.

c) Lemah lembut sesama mukmin.

d) Tegas terhadap orang-orang kafir.

e) Berjihad di jalan Allah.

f) Tidak takut celaan orang-orang yang mencela. Itulah karunia besar yang Allah berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

4) Larangan Allah terhadap kaum mukmin (haram hukumnya) untuk mengangkat orang-orang yang mengejek dan mempermainkan Islam, siapa pun mereka, apakah dari kalangan Ahli Kitab, atau orang kafir lainnya, menjadi pemimpin dan penolong. Ketiga hal tersebut di atas adalah standar keimanan dan ketakwaan yang telah Allah tetapkan bagi kaum muslimin atau umat Nabi Muhammad saw.

Kemungkaran yang terbesar tentu adalah kemungkaran yang dilakukan oleh para penguasa, yaitu saat mereka tidak melaksanakan hukum-hukum Allah. Itulah mengapa Rasulullah saw. telah mewajibkan umat Islam untuk melakukan amar makruf nahi mungkar terhadap penguasa semacam ini. Bahkan Beliau telah bersabda (yang artinya): Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim . (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).

‘Mayat hidup’ tentu adalah merupakan istilah yang sangat kasar dan menghina. Tapi, itulah sikap tegas sahabat yang mulia Rasululullah saw terhadap orang-orang yang cuwek kepada kemungkaran; hidupnya dipandang sama dengan matinya; keberadaan nya dianggap tidak berbeda dengan ketiadaannya; alias tak berguna. Na‘ûdzu billâh min dzâlik!

Demo 4 November 2016 atau dikenal aksi 4 11 sudah berakhir, namun unjuk rasa kasus penistaan agama itu masih banyak diperbincangkan. Kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak hanya menyinggung hati umat muslim di Indonesia tapi juga di dunia.

Menurut mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) KH A Hasyim Muzadi, demo 4 November adalah aksi umat yang terbesar. Menurut dia, aksi itu merupakan aksi spontan dari umat Islam tanpa disuruh oleh siapapun. "Jumlah yang hadir membuktikan adanya kekuatan (energi spritiual) dahsyat dari pengaruh Alquran tersebut," tegas ulama yang juga pengasuh dari Pondok Pesantren Al-Hikam Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an.

Hasyim Muzadi mengatakan, demo besar-besaran itu tidak akan bisa terjadi jika tak ada dorongan spiritual dari massa berjumlah di luar dugaan yang sebelumnya hanya puluhan ribu. "Hal ini dapat dibuktikan para pemimpin yang melakukan demo atau mengumpulkan masa tanpa dorongan spiritualisme tersebut tidak mungkin dapat menggerakan umat yang berjumlah jutaan. Mereka berjalan dengan damai, tertib dan siap untuk berkorban," tuturnya.

Hasyim Muzadi mengeluarkan beberapa poin pascademo 4 November 2016, berikut pernyataannya:

1). Dikalangan umat Islam seluruh dunia ada tiga hal yang tidak boleh disinggung atau direndahkan yakni : Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab Suci Alquran. Apabila salah satu, apalagi ketiganya disinggung dan direndahkan pasti mendapat reaksi spontan dari umat Islam tanpa disuruh siapapun. Reaksi tersebut akan segera meluas tanpa bisa dibatasi oleh sekat-sekat organisasi, partai, dan birokrasi. Kekuatan energi tersebut akan bergerak dengan sendirinya tanpa dibatasi ruang dan waktu.

2). Fenomena demo 4 November 2016 tentu secara lahiriah dipimpin oleh beberapa tokoh yang merasa terpanggil untuk membela kesucian kitabnya. Namun jumlah yang hadir membuktikan adanya kekuatan (energi spritiual) yang dahsyat dari pengaruh Alquran tersebut. Hal ini dapat dibuktikan para pemimpin yang melakukan demo atau mengumpulkan masa tanpa dorongan spiritualisme tersebut tidak mungkin dapat menggerakan umat yang berjumlah jutaan. Mereka berjalan dengan damai, tertib dan siap untuk berkorban. Sehinga sesungguhnya tidak perlu dicari dalangnya, provokator atau siapa yang membayar. Karena provokator dan bayaran setingkat apapun tidak akan mampu menggalang kekuatan tersebut. Yang ada mereka adalah menempel gelombang besar untuk kepentingannya bukan kemampuan menciptakan gelombang itu sendiri.

3). Kedahsyatan energi Alquran tersebut hanya bisa dimengerti, dirasakan dan diperjuangkan oleh orang yang memang mengimani Alquran. Tentu sangat sulit untuk diterangkan kepada mereka yang tidak percaya kepada Alquran, berpikiran atheis, sekuler dan liberal. Karena mereka jangan lagi memahami energi alquran, menerima alquran pun belum tentu bisa. Sehingga perdebatan antara keimanan kepada aquran dan ketidak percayaan kepada Alquran hanya akan melahirkan advokasi bertele-tele dan berbagai macam rekayasa.

4). Alquran sebagai kitab suci sekaligus kitab pembeda (Al-Furqon) yang membedakan antara yang hak dan yang batil. Maka tidak heran kalau kemudian kelihatan dikalangan umat Islam sendiri mana yang bertindak sebagai pejuang, sebagai pengikut perjuangan yang ikhlas tanpa pamrih, yang mengambil posisi memanfaatkan keadaan (kepentingan duniawi sesaat) dan mana yang memang menyelewengkan Alquran. Sedangkan di kalangan non muslim sendiri hanya sangat sedikit yang membuat konflik lintas agama dengan kaum muslimin. Mereka adalah fihak yang sudah basah politisasi dan kapitalisasi ekonomi serta hegemoni kekuasaan. Sedangkan mayoritas mutlak non muslim tetap bersatu bersama kaum muslimin dalam penegakan NKRI.

5). Di era demokratisasi politik Indonesia gerakan pembelaan Alquran tidak akan lolos dari upaya pihak- pihak tertentu dalam melakukan politisasi yang tujuannya membelokkan dan mengaburkan tujuan suci tersebut. Politisasi sebenarnya tidak hanya terjadi pada tanggal 4 11 malam hari, tetapi sesungguhnya telah dimulai semenjak rakyat merasakan penggunaan kekuasaan untuk mendukung atau tidak mendukung salah satu pihak yang memiliki kepentingan. Seorang gubernur petahana yang akan mencalonkan kembali sebagai gubernur diharuskan oleh undang-undang untuk menjalani cuti. Artinya tidak boleh ada penggunaan kekuasaan didalam proses demokratisasi pemilihan. Apabila terjadi termasuk abuse of power (Penyalahgunaan kekuasaan).

6). Perdebatan tentang siapa dalang, provokator, penunggangan politik, sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi sebagai isu, demi kesatuan dan persatuan NKRI. Lebih bermanfaat kalau kita fokus kepada kewajiban negara dalam melindungi hak yang adil dari kaum muslimin Indonesia. Sehubungan dengan adanya penistaan Alquran tersebut yang diproses menurut hukum negara (UU No 1. Tahun 1965). Hal semacam ini sebenarnya pernah terjadi di Indonesia pada kasus Arswendo, Lia Eden dan Musadek. Namun bedanya mereka tidak sebesar Ahok.

7). Khusus untuk kaum muslimin Indonesia agar terus memperbaiki kualitas perjuangannya. Hendaknya janganlah masalah kemurnian perjuangan pembelaan Alquran ini dicampur aduk dengan isu khilafah, pendirian negara Islam, memberi peluang terhadap ISIS, peluang terhadap teroris, dan perlawanan terhadap pesatuan dan kesatuan bangsa. Karena apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh kaum muslimin akan menjadi alat pukul balik terhadap kaum muslimin itu sendiri, dan dapat mengakibatkan umat Islam bercerai-berai.

8). Seluruh kaum muslimin apapun ormasnya jangan beranggapan bahwa sekat-sekat ormas itu dapat menghadang energi Alquran. Karena kalau dipaksakan, justru berakibat tidak ditaatinya pemimpin oleh umatnya sendiri yang memang ghirah Alqurannya tinggi.

9). Saat ini upaya untuk menciptakan opini bahwa Ahok tidak menistakan agama tampak akan berlanjut. Kita masih menunggu hasil finalnya. Hasil Finalnya tersebut bergantung siapa yang dimintai pendapat dan fatwanya oleh pihak kepolisian. Semoga akan selaras dengan keputusan MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Comments

Popular Posts