Indonesia Menangguhkan Kerjasama Militer Dengan Australia Atas Penghinaan Untuk 'Ideologi Negara'

UPDATED: Rabu, 5 Januari 2017 14:55 WIB

The Peoples Of Asia - Pada hari Rabu, Indonesia mengumumkan bahwa kerjasama militer dengan Australia akan ditangguhkan tanpa batas waktu lebih dari suatu "penghinaan" Australia untuk ideologi negara Indonesia.

Lebih khusus, Associated Press melaporkan, keruwetan itu disebabkan oleh poster "instruktur" Indonesia melihat sesuatu yang tidak setuju.

Keputusan itu dibuat setelah muncul laporan dari seorang instruktur Indonesia yang mengatakan bahwa "kertas dilaminating" ditampilkan di dasar Pasukan Khusus Australia di mana telah menghina.

Laporan media Indonesia mengatakan kertas berisi kata-kata yang merendahkan Pancasila, seperangkat prinsip samar-samar bahwa ada mandat kepercayaan pada satu Tuhan dan persatuan di antara 250 juta penduduk Indonesia.

Pancasila memiliki 5 prinsip, seperti yang ditata oleh Republik Indonesia:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pengiriman singkat dari Associated Press meninggalkan pembaca menggantung tentang yang mana dari prinsip-prinsip ini Aussies diduga merendahkan. Menurut ABC News Australia, itu Nomor 3, "kesatuan Indonesia."

Sumber yang akrab dengan insiden tersebut telah mengkonfirmasi "bahan laminating" juga bersangkutan Papua Barat, yang merupakan provinsi di Indonesia yang telah mencoba mencari kemerdekaan dari Jakarta.

Menteri Pertahanan Marise Payne dikonfirmasi keluhan yang bersangkutan "beberapa bahan pengajaran dan komentar" pada fasilitas pelatihan bahasa Angkatan Darat di Australia, dan beberapa dari kerjasama militer dengan Indonesia sekarang ditahan.

Menurut Sydney Morning Herald, krisis dimulai ketika seorang pelatih di Kopassus (pasukan khusus Indonesia), mengunjungi sebuah kem akademi militer Australia untuk mengajar di kelas bahasa Indonesia. Dia marah menemukan "bahan ajar yang telah menertawakan militer Indonesia."

SMH mengutip sumber yang mengatakan beberapa bahan-bahan tersebut "tampaknya benar-benar menghina," sementara yang lain "tampaknya penilaian ilmiah kritis terhadap perilaku masa lalu militer Indonesia pada tahun 1965 atau invasi Timor Timur."

Pelatih Kopassus katanya juga "mendengar materi ofensif di kelas termasuk bahwa almarhum pemimpin militer Indonesia Sarwo Edhie Wibowo adalah seorang pembunuh massal dan bahwa seorang perwira polisi TNI dibunuh temannya saat sedang mabuk."

Yang terakhir adalah lembar dilaminating Associated Press dimaksud, menurut pos di militer Indonesia pada layanan media sosial WhatsApp, juga mengejek Pancasila dengan menyebutnya "Pancagila" yang diterjemahkan menjadi "5 prinsip gila."

Agaknya, beberapa upaya akan dilakukan untuk menentukan apakah ini adalah suatu kesalahan ejaan sederhana atau sengaja memprovokasi selama penyelidikan diumumkan oleh Angkatan Darat Australia.

Para pejabat Australia telah menyatakan harapan bahwa kebuntuan dengan Indonesia bisa segera teratasi dan kerjasama militer penuh akan dipulihkan. .

Juru bicara militer Indonesia Mayor Jenderal Wuryanto juga menekankan bahwa adanya suspensi itu sementara: "Alasan untuk berhenti hanya masalah teknis. Kerjasama Bilateral angkatan bersenjata tidak lebih atau tidak kurang. Ini hanya itu urusan perlu disempurnakan, hanya itu."

Comments

Popular Posts