Rusia Menyebarkan Rudal Jelajah Yang Jelas Melanggar Perjanjian

UPDATED News Portal: 09:23 WIB

WWIII - Moskow telah menyebarkan rudal jelajah yang jelas melanggar perjanjian, seorang pejabat senior militer mengatakan kepada CNN, hari Selasa.

Langkah ini hanya yang terbaru dalam serangkaian provokasi Rusia di hari-hari awal pemerintahan Trump, yang menyerukan hubungan lebih hangat dengan Kremlin.

Musuh tradisional AS juga telah memposisikan sebuah kapal mata-mata dari lepas pantai Delaware dan melakukan penerbangan dekat kapal perang Angkatan Laut AS, kata pejabat AS. Pemerintah tak secara resmi menarik link apapun antara 3 peristiwa itu.

Peluncuran rudal jelajah ini tampaknya bertentangan dengan Rentang Pasukan Nuklir-Menengah (INF) Treaty 1987, kata pejabat militer senior. New York Times pertama kali melaporkan penyebaran itu. Sementara menolak berbicara tentang hal-hal kecerdasan, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menarik perhatian pelanggaran perjanjian Rusia.

"Federasi Rusia tetap telah melanggar kewajiban Perjanjian INF untuk tidak memiliki, memproduksi atau menerbangan uji rudal jelajah darat-yang diluncurkan dengan kemampuan jangkauan 500 ke 5.500 km ataupun memiliki atau menghasilkan peluncur rudal tersebut," kata Mark Toner yang bertindak juru bicara dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa. Rusia diyakini telah menguji 1 rudal tersebut pada tahun 2014.

"Kami telah membuat sangat jelas keprihatinan kami tentang pelanggaran Rusia, risiko itu pose untuk keamanan Eropa dan Asia dan minat yang kuat kami dalam mengembalikan Rusia untuk memenuhi perjanjian itu," tambah Toner.

Baru minggu lalu, sebuah kapal perang angkatan laut AS di Laut Hitam bertemu 3 pesawat Rusia hari Jumat yang dianggap tidak aman dan tidak profesional karena terbang dekat dengan kapal AS, menurut seorang pejabat senior pertahanan.

Kapal perusak USS Porter, beroperasi di Laut Hitam ketika didekati 3 kali pesawat Rusia, termasuk 1 IL-38 dan 2 SU-24s. Angkatan Laut AS menghitung pesawat Rusia dapat terbang sedekat 1.000 yard lateral dari kapal dan 1.000 kaki di atas air, tetapi tidak menyeberangi dek Porter.

Moskow telah mendorong kembali pada dugaan hari Selasa, dengan juru bicara dari Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov yang mengatakan kepada media pemerintah Rusia "tidak ada insiden pada 10 Feb melibatkan flybys pesawat militer Rusia di Laut Hitam sebelah USS Porter."

Sementara itu, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa kapal mata-mata Rusia, SSV-175 Viktor Leonov, berlayar di perairan internasional di lepas pantai Delaware. Kapal ini dilengkapi dengan berbagai peralatan mata-mata berteknologi tinggi dan dirancang untuk mencegat sinyal intelijen. Fox News pertama kali dilaporkan pada lokasi kapal.

Pejabat itu mencatat bahwa ini bukan pertama kalinya kapal telah dikerahkan di lepas pantai AS. Patroli serupa dilakukan oleh Leonov di tahun 2014 dari lepas pantai Florida dan tahun 2015, bahwa misi seperti itu jauh lebih umum selama Perang Dingin.

Rudal jelajah Rusia akan mampu mengancam anggota dari Eropa NATO. Menteri Pertahanan James Mattis akan mengunjungi markas NATO untuk bertemu dengan rekan-rekannya hari Rabu.

"Perjanjian INF dihilangkan seluruh kategori senjata yang mengancam wilayah Eropa, khususnya ancaman serangan peringatan pendek. Dalam perjanjian itu tetap menjadi komponen kunci keamanan kami dan setiap ketidakpatuhan Rusia merupakan suatu masalah serius bagi aliansi," sebuah pejabat NATO berkata kepada CNN.

"Sekutu NATO memiliki kemampuan di tempat untuk memastikan bahwa Rusia tidak akan memperoleh suatu keuntungan militer dari mengabaikan Perjanjian INF," tambah pejabat itu.

Kremlin datang bergerak sehari setelah penasehat keamanan nasional dari Trump, Michael Flynn terpaksa mengundurkan diri setelah gagal sepenuhnya mengungkapkan percakapan dia dengan duta besar Rusia untuk AS mengenai sanksi AS sementara dia belum berkantor.

Trump di masa lalu telah menyatakan minat dalam pembicaraan pengurangan dari senjata dengan Kremlin dan mengindikasikan bahwa ia akan mencari lembaran perjanjian baru dengan Moskow.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer bagaimanapun mengatakan pada hari Selasa bahwa, "Presiden sangat sulit di Rusia."

Spicer menunjuk pernyataan baru-baru ini di Duta Besar PBB Nikki Haley pada tindakan Rusia pada Ukraina timur dan pendudukan Crimea, bahwa Trump mengharapkan pemerintah Rusia deescalate dari kekerasan di Ukraina dan mengemnbalikan Crimea. "Pada saat yang sama ia sepenuhnya mengharapkan dan ingin bisa mendapatkan bersama dengan Rusia tidak seperti pemerintahan sebelumnya," tambahnya.

Tweet hari Selasa malam, kedutaan Rusia di Washington mengatakan Rusia "akan terus sabar menjelaskan kepada pemerintahan baru AS mengapa Crimea adalah Rusia."

Trump sendiri, meskipun, berulang kali memuji Putin pada kampanye serta sejak terpilih, sambil menawarkan sedikit jika ada kritik.

Ditanya tentang sanksi terhadap Rusia, Menteri Keuangan baru Steven Mnuchin mengatakan hari Selasa bahwa sanksi itu merupakan alat yang penting tapi tak akan menentukan apapun intensions terhadap Rusia.

"Program sanksi saat ini kami berada di tempat dan saya akan mengatakan sanksi merupakan alat penting bahwa kita akan terus melihat berbagai negara yang berbeda. Tapi itu program yang sangat penting dalam Departemen Keuangan," kata Mnuchin.

Comments

Popular Posts