Cina Menyumbangkan Senjata Ke Filipina Untuk Melawan Militan Islam Yang Mengamuk

News Portals: 22:54 WIB Pasukan Filipina yang didukung oleh serangan udara dan artileri telah berjuang selama lebih dari 1 bulan untuk mengusir ekstremis dari Marawi namun militan melawan (AFP Photo / TED ALJIBE)

MANILA - Cina pada hari Rabu menyumbangkan ribuan senjata pada Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk membantu Manila di dalam pertempuran melawan orang-orang Islam bersenjata yang bersembunyi di selatan kota.

Pengiriman kecil senjata api dan senapan sniper dan amunisi adalah contoh pertama dari bantuan militer Cina sejak Duterte mengancam akan pindah dari sekutu tradisional Manila yaitu AS dengan meminta dukungan ke Beijing.

Pengiriman senjata, senilai sekitar 50 juta yuan ($ 7,35 juta) "menyoroti awal era baru dalam hubungan Filipina-Cina," kata Duterte.

Beberapa jam sebelumnya, militer mengatakan bahwa mereka telah menemukan 17 mayat warga sipil yang dibunuh oleh kelompok Islam, pengikut gerakan Islam Negara Islam (ISIS) yang telah mengamuk dan mengepung kota Marawi sejak tanggal 23 Mei.

Pasukan Filipina yang telah didukung oleh serangan udara dan artileri telah berjuang selama lebih dari sebulan untuk mengusir ekstremis dari Marawi namun militan telah melawan. Hampir 400 orang tewas, termasuk 290 gerilyawan dan 70 tentara menurut data resmi. 200 ribu penduduk Marawi sebagian besar telah melarikan diri dari reruntuhan kota ini.

"Kita hampir saja berlutut kadang-kadang karena kekurangan peralatan. Untung kita punya teman baik seperti Cina yang sangat mengerti," kata Duterte.

Duterte enggan mengakui bantuan AS yang berkata baru-baru ini bahwa dia tidak memiliki pengetahuan tentang bantuan teknis AS kepada tentara yang telah berperang di Marawi.

Filipina yang memiliki perjanjian pertahanan bersama dengan AS telah lama bergantung pada senjata yang dipasok AS. Tapi di babak penyisihan di AS yang telah mengkritik perang andalannya Duterte terhadap narkoba. Duterte telah mengatakan bahwa dia akan mencari lebih banyak senjata dari Cina dan Rusia.

Duta Besar dari Cina Zhao Jianhua yang secara resmi menyerahkan senjata tersebut mengatakan bahwa sebuah "batch kedua" senjata akan segera dikirim.

"Sumbangan itu tidak besar tapi besar dalam artinya bahwa ini menandai sebuah era baru dalam hubungan antara kedua militer kita," kata duta besar Cina. "Pihak Cina ingin segera mengeksplorasi kemungkinan pelatihan gabungan, pembagian intelijen dan latihan militer gabungan di bidang memerangi terorisme," tambahnya.

Duterte yang telah lama mengumumkan darurat militer di Filipina selatan karena pengepungan Marawi mengatakan bahwa dia tidak akan mengangkatnya sampai militer dan polisi mengatakan bahwa kondisinya aman.

Comments

Popular Posts