Korea Utara Mengatakan Memiliki Hulu Ledak Rudal H-Bom





Korea Utara mengatakan memiliki hulu ledak rudal H-bom | Foto Kredit: AFP

WWIII - Pyongyang bersenjata nuklir telah lama mencari cara untuk memberikan hulu ledak atom ke musuh bebuyutannya AS.

Korea Utara telah mengembangkan bom hidrogen yang dapat dimasukkan ke dalam rudal balistik antarbenua negara tersebut, media pemerintah mengklaim pada hari Minggu yang selanjutnya meningkatkan ketegangan mengenai ambisi senjata.

Pertanyaan tetap ada mengenai apakah telah berhasil membuat miniatur senjata dan apakah bom tersebut bom H, namun kantor berita resmi Korea Tengah mengatakan bahwa pemimpin Kim Jong-Un telah memeriksa alat semacam itu di Institut Senjata Nuklir.

Itu adalah "senjata termonuklir dengan kekuatan super eksplosif yang dibuat oleh upaya dan teknologi kita sendiri", KCNA mengutip Kim dan "semua komponen bom H adalah 100 % buatan dalam negeri".


Korea Utara memicu eskalasi ketegangan baru di bulan Juli, ketika melakukan 2 tes ICBM yang sukses Hwasong-14 yang tampaknya membawa sebagian besar wilayah daratan AS dalam jangkauan.

Sejak itu mengancam akan mengirim sebuah roket ke wilayah AS di Guam dan pekan lalu melepaskan sebuah rudal ke Jepang dan Pasifik saat pertama kali mengakui hal itu.

Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan Pyongyang bahwa mereka menghadapi "api dan kemarahan" dan bahwa senjata Washington "terkunci dan dimuat".


Trump berbicara melalui telepon ke Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membahas kebutuhan untuk "memaksimalkan tekanan pada Korea Utara" dalam menghadapi "ancaman yang berkembang" yang dipaparkan menurut pembacaan telepon di White House tanpa menentukan kapan ambil tempat.

Korea Utara telah berulang kali mengklaim bahwa mereka memiliki senjata termonuklir yang bisa jauh lebih kuat daripada perangkat nuklir lainnya.

Ketika melakukan uji coba nuklir keempatnya pada bulan Januari 2016 dikatakan bahwa itu adalah bom H-mini, namun para ilmuwan mengatakan bahwa hasil 6 kiloton yang dicapai kemudian terlalu rendah.

Ketika melakukan tes kelima, pada bulan September 2016, tidak disebutkan itu adalah bom hidrogen.

Yang Moo-Jin dari Universitas Korea Utara Studies di Seoul, mengatakan kepada AFP bahwa laporan KCNA terbaru "membawa pesan strategis" bahwa Pyongyang "akan mendorong terjadinya nuklir dengan AS sebagai lawan setara".

Namun Institut Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional yang berbasis di Washington mendesak agar berhati-hati dalam menanggapi pernyataan terakhir Korea Utara dengan mengatakan bahwa hal tersebut seharusnya dipandang sebagai "niat dan bukan kenyataan".

"NK bisa membangun model H-bomb (two stage) yang diinginkannya dan menyebutnya apa pun yang diinginkannya tapi itu tidak membuatnya menjadi nyata," katanya di Twitter, menambahkan gambar "terlihat seperti model di ruangan untuk model bukan untuk memuat perangkat nuklir menjadi kendaraan masuk kembali ".

Sebenarnya memasang hulu ledak ke sebuah rudal akan menghasilkan eskalasi yang signifikan di bagian Utara karena akan menimbulkan risiko bahwa pihaknya sedang mempersiapkan sebuah serangan.

Mempersiapkan sebuah ujian?


Kepemimpinan Korea Utara mengatakan bahwa pencegah nuklir yang kredibel sangat penting untuk kelangsungan hidup bangsa tersebut dengan mengklaim bahwa hal itu mendapat ancaman konstan dari AS yang agresif.

Ini telah dikenai tujuh putaran sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa atas program rudal nuklir dan balistiknya, namun selalu menegaskan bahwa hal itu akan terus mengejar mereka.

Uji coba nuklir pertamanya adalah

Comments

Popular Posts