Australia Tidak Takut Dengan Ancaman Korut Karena AS Dibelakang Kami



WWIII - Baru-baru ini Korea Utara telah mengeluarkan ancaman terakhirnya terhadap Australia karena hubungannya dengan Korea Selatan dan sekutu pentingnya melindungi yaitu AS.

Menanggapi hal itu, seorang menteri Australia menyatakan negaranya tidak akan takut dengan perilaku buruk negara nakal tersebut.

Sebelumnya, Korut memperingatkan Australia tidak akan dapat menghindari bencana serangan nuklir jika terus gigih mendukung pendirian AS melawan Pyongyang.

"Jika Australia terus mengikuti AS dalam memberlakukan tekanan militer, ekonomi dan diplomatik terhadap DPRK meskipun ada peringatan berulang kali, mereka tidak akan dapat menghindari bencana mematikan," kata kantor berita negara KCNA dalam sebuah pernyataan menggunakan akronim Korut.

Peringatan terakhir Korut terhadap Australia ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri Julie Bishop dan menteri pertahanan Marise Payne berkunjung ke zona demiliterisasi yang berada di antara Korsel dan Korut minggu lalu.

Bishop dan Payne menghadiri pertemuan di desa gencatan senjata Panmunjom dengan rekan-rekan mereka di Korsel, yang memperkuat dukungan Australia untuk sekutu kentalnya.

Menteri Pertahanan, Dan Tehan, mengatakan Australia tidak akan diganggu oleh Korut karena AS ada dibelakang kami.

"Kami tidak takut dengan Korea Utara, kami akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk melindungi dan membantu serta mendukung sekutu kami," katanya seperti dikutip dari The Guardian dari Inggris, hari Minggu.

"Korea Utara harus melakukan apa yang masyarakat internasional lakukan untuk mematuhi semua resolusi dewan keamanan yang telah disahkan, mengutuk aktivitas rudal mereka, mengutuk upaya mereka untuk membangun senjata nuklir," katanya.

"Jika mereka melakukan itu, masyarakat internasional akan terlihat bekerja dengan mereka. Jika tidak, maka kita akan terus mendukung sekutu kita, warga Korea Selatan, Jepang dan semua orang yang terancam oleh perilaku tidak menyenangkan dari orang Korea Utara ini," tegasnya.

Ini bukan kali pertama Pyongyang membidik Australia untuk di bom nuklir. Pada bulan April, KCNA mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa Australia mempertaruhkan "tindakan bunuh diri" jika terus mendukung AS dalam resolusi dewan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Perdana Menteri, Malcolm Turnbull, telah berulang kali mengkonfirmasi bahwa Australia akan membantu AS jika perjanjian Anzah dihidupkan, sementara juga memaksa Cina berbuat lebih banyak untuk menggunakan pengaruhnya membawa Korut kembali jalurnya.

Ketakutan makin menyelimuti negara Kangguru tersebut. Jejak pendapat terbaru The Guardian Essential menemukan 55% warga Australia khawatir bahwa kebuntuan terkait permasalahan Korut akan memicu perang besar di pasifik yang akan melibatkan Cina dan Rusia dan negara-negara asia pasifik.


Comments

Popular Posts