Ilmuwan Cina Mengindentifikasi Jalur Genetik Dalam Penuaan


Ilmuwan Cina yang mempelajari worm telah menemukan jalur genetik pertama yang mendasari variasi alami penuaan yang dapat memberikan wawasan untuk pengembangan intervensi untuk memperlambat proses penuaan pada manusia.

Mereka menemukan bahwa kombinasi gen pengkode neuropeptida tertentu dan gen reseptornya mengendalikan reaksi stres dari gen "umur panjang" yang mengatur tingkat penuaan.

Gen pengkodean yang lebih aktif dan gen reseptor yang lebih kuat, penuaan yang lebih cepat terjadi, menurut tim dari Institut Ilmu Pengetahuan Neuroscience China Academy of Sciences.

Sebuah artikel tentang studi mereka yang memakan waktu lebih dari 5 tahun diterbitkan pada hari Kamis di jurnal Nature.

Mengungkap rahasia genetik tingkat lanjut usia adalah signifikan karena usia rata-rata populasi global meningkat dengan cepat. Penuaan juga merupakan faktor risiko utama penyakit seperti kanker dan diabetes, kata periset.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, jumlah orang berusia 60 atau lebih yang mencapai 1 miliar di seluruh dunia tahun ini dan akan meningkat menjadi 3,1 miliar pada tahun 2100.

"Ketika orang hidup lebih lama, mereka mulai lebih peduli tentang penuaan yang sehat, berarti menjaga kesehatan dan awet muda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik di tahun senja mereka, seperti beberapa yang beruntung," kata Cai Shiqing, ketua tim peneliti.

Salah satu peer review dari artikel tersebut mengatakan bahwa hasilnya akan menarik bagi pembaca Nature karena kurangnya informasi tentang bagaimana variasi genetik alami mengatur penuaan, dan peran pensinyalan neuromodulatory dalam prosesnya.

Eksperimen laboratorium dilakukan pada elegans Caenorhabditis, cacing transparan sekitar 1 milimeter yang tinggal di lingkungan beriklim sedang. Ini adalah dasar model hewan yang banyak digunakan untuk penelitian terkait usia karena profil genetiknya yang jelas dan rentang hidup yang pendek - rata-rata tiga minggu.

Cacing kecil yang hidup bebas dari berbagai belahan dunia menunjukkan tingkat penurunan kejantanan, makan dan penggerak yang bervariasi selama penuaan.

Periset mengatakan bahwa mereka belum menemukan neuropeptida cacing di tubuh manusia.

"Tapi kita tahu bahwa evolusi hewan adalah konservatif, dan jika kita melanjutkan penelitian lebih lanjut, kita yakin bahwa kita mungkin akan mendapati bahwa mekanisme yang mendasari tingkat penuaan mamalia sama dengan cacing," kata Mu-Ming Poo , direktur institut dan akademisi akademi sains.

"Kehidupan manusia yang sehat dapat diperpanjang jika ada cara untuk menargetkan gen ini di masa depan," katanya.

Comments

Popular Posts