Angkatan Pertahanan Australia Dalam Siaga Tinggi Saat Latihan Militer Rusia Di Indonesia


WW3 - 2 pembom TU-95 bertenaga nuklir melakukan misi patroli pertama mereka di Pasifik Selatan.

Personil pertahanan di Darwin beroperasi pada "kesiapan yang meningkat" awal bulan ini karena pembom strategis Rusia melakukan latihan navigasi di dekat Australia, terbang keluar dari sebuah pangkalan militer Indonesia.

ABC dapat mengungkapkan RAAF Base Darwin ditempatkan pada "periode singkat" peringatan tinggi, sementara lebih dari 100 personil Rusia dan beberapa pesawat ditempatkan di Pangkalan Udara Biak di provinsi timur Papua, Indonesia.

Selama persinggahan 5 hari, 2 pembom TU-95 bertenaga nuklir melakukan misi patroli pertama mereka di Pasifik Selatan, yang memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin telah mengumpulkan informasi berharga.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pembom strategisnya "melakukan misi siaga udara melalui perairan netral di Samudra Pasifik selatan" dalam waktu penerbangan yang melampaui 8 jam.

Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, Departemen Pertahanan Australia mengatakan "ADF mempertahankan tingkat kesiapan dan postur tubuh yang sesuai untuk menanggapi keadaan yang berkembang," namun tidak secara khusus mengacu pada aktivitas Rusia.

"Tidak ada contoh pesawat terbang asing yang tidak dialihkan atau tidak terjadwal yang beroperasi di wilayah udara Australia selama periode ini," Departemen menambahkan.

Pertahanan juga menegaskan bahwa RAAF Base Darwin tidak pernah terkunci, namun mengakui "pada awal Desember ada periode singkat kesiapan yang meningkat" di fasilitas tersebut.

2 pengangkut Ilyushin-76 Rusia membawa 81 personel tiba di pulau Biak di Papua Indonesia pada tanggal 4 Desember dan segera bergabung setelah beberapa pembom TU-95, sehingga jumlah pasukan yang dikerahkan menjadi 110 orang.

Pesawat Rusia 'kemungkinan mengumpulkan intelijen Australia' untuk kesiapan.

Salah satu pakar pertahanan terkemuka Australia yakin Departemen Pertahanan akan khawatir tentang kemampuan pesawat Rusia jarak jauh untuk mengumpulkan intelijen selama kunjungan mereka ke wilayah tersebut.

Direktur Eksekutif Institut Kebijakan Strategis Australia Peter Jennings mengatakan penempatan bulan ini merupakan langkah signifikan Moskow.

"Bagi Rusia untuk mengirim beberapa pesawat sejauh ini ke selatan, saya pikir benar-benar membuktikan bahwa ini memiliki kapasitas untuk jangkauan jangka panjang dan tidak mengejutkan saya setidaknya bahwa kekuatan militer kita sendiri meningkatkan tingkat kewaspadaan mereka sebagai tanggapan. , "Kata Jennings kepada ABC.

"Saya yakin akan ada kekhawatiran tentang pengumpulan intelijen Rusia karena mereka tidak akan sampai sejauh ini ke selatan tanpa ingin melihat kehadiran sekutu penting Australia yaitu AS yang beroperasi di luar [ Base RAAF] Darwin dan RAAF Base Tindall sedikit lebih jauh ke selatan."















Comments

Popular Posts