Rusia Secara Diam-diam Melakukan Tes Rudal Permukaan Ke Udara


Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu ketika mereka menghadiri pawai Hari Angkatan Laut di St. Petersburg, Rusia, 30 Juli 2017. Gambar diambil 30 Juli 2017.

WW3 - Rusia secara diam-diam melakukan tes rudal permukaan-ke-udara terpanjang di dunia menurut sumber-sumber dengan pengetahuan langsung intelijen AS mengenai program senjata.

Sistem rudal permukaan-ke-udara S-500 berhasil mencapai target berjarak 299 mil yang dinilai AS sejauh 50 mil lebih jauh daripada uji yang diketahui kata sumber-sumber yang berbicara kepada CNBC tentang kondisi anonimitas.

Rusia mengklaim bahwa sistem rudal berbasis darat mampu mencegat rudal hipersonik, pesawat tak berawak dan pesawat terbang serta pesawat tempur siluman seperti F-22 dan F-35. Sistem S-500 akan memperluas kemampuan Kremlin untuk melibatkan beberapa target dengan serangan presisi.

Rusia juga mengklaim sistem ini memiliki jangkauan yang mampu menghancurkan objek yang terbang di jarak dekat-ruang angkasa atau 62 mil di atas permukaan Bumi.

Perkembangan tentang sistem rudal baru muncul ketika para penyelidik mengklaim bahwa rudal permukaan-ke-udara milik Rusia meledakkan Malaysia Airlines Flight 17 pada tahun 2014 di sebelah timur Ukraina. Rusia membantah terlibat dalam insiden itu. Pada hari Kamis Kementerian Pertahanan Moskow mengatakan tidak satu pun dari sistem rudal pertahanan udara negara itu melintasi perbatasan Rusia-Ukraina.

Sistem peluru misil permukaan-ke-udara jarak menengah dilaporkan digunakan untuk menembak jatuh pesawat yang mengakibatkan kematian hampir 300 orang. Sistem Buk berasal dari keluarga sistem rudal yang berbeda dengan S-500 baru dan pendahulunya S-300V4 yang telah beroperasi sejak akhir 1970-an.

Rudal permukaan-ke-udara untuk sistem anti-pesawat S-300 pada kontes Key to the Skies sebagai bagian dari Pertandingan Tentara Internasional 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Rusia di Ashuluk Firing Range. Sergei Bobylev | TASS | Getty Images

Tes sistem baru menggunakan varian modifikasi dari rudal yang digunakan dalam sistem permukaan-ke-udara S-300V4.

Penyingkapan terbaru terjadi 1 minggu setelah CNBC mengetahui beberapa laporan intelijen AS menilai bahwa Rusia akan mampu menerjunkan kendaraan hipersonik meluncur yang disebut Avangard yaitu senjata yang tidak dapat dipertahankan oleh negara pada tahun 2020.

Senjata hipersonik yang mampu membawa hulu ledak nuklir, dirancang untuk pasang di atas rudal balistik antarbenua.Setelah diluncurkan, ia menggunakan gaya aerodinamis untuk berlayar di atas atmosfer.

Sumber, yang berbicara kepada CNBC tentang kondisi anonimitas mengatakan Rusia berhasil menguji senjata itu 2 kali pada tahun 2016. Tes yang diketahui ketiga perangkat dilakukan pada bulan Oktober 2017 dan mengakibatkan kegagalan ketika platform jatuh detik sebelum menyerang targetnya.

Sementara itu, Rusia diperkirakan akan menguji kendaraan hipersonik meluncur lagi musim panas ini.

















Comments

Popular Posts