Militer Tiongkok Harus Menyerang Kapal AS di Laut Cina Selatan

Mencetak
Perwira Militer Tiongkok: China Harus Menyerang Kapal AS di Laut Cina Selatan
WW3 - Dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Global Times yang berafiliasi dengan partai komunis Cina di Beijing pada 8 Desember, pejabat pemerintah dan militer Cina membahas konflik di Laut Cina Selatan dan hubungan antara AS dan Cina.

The Global Times mengutip Komandan Angkatan Udara Pembebasan Rakyat (PLA) Komandan Angkatan Udara Dai Xu yang adalah presiden Institut Keselamatan dan Kerjasama Laut. "Jika kapal perang AS membobol perairan China lagi saya sarankan 2 kapal perang harus dikirim yaitu 1 untuk menghentikannya dan 1 lagi untuk menabraknya. Di perairan teritorial kami, kami tidak akan mengizinkan kapal perang AS untuk menciptakan gangguan” katanya.

Merujuk pada Operasi Freedom of Navigation (FONOPs) yang secara rutin dilakukan oleh AS di Laut Cina Selatan, Dai mengatakan dia tidak dapat memahami mengapa orang di Cina takut menggunakan kekuatan militer untuk melawan aktivitas FONOP AS.

Apakah Dai percaya propaganda atau tidak faktanya tetap bahwa "perairan teritorial" Cina yang ia maksud -adalah dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan dan tidak diakui oleh negara-negara selain Cina. Dalam laporan Oktober, kami mengutip pernyataan dari seorang pejabat pertahanan AS yang mengatakan "pemburu rudal yang dipandu USS Decatur (DDG 73) melakukan kebebasan operasi navigasi di Laut Cina Selatan pada 30 September untuk menegakkan hak dan kebebasan dari semua negara di bawah hukum internasional. Decatur berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Gaven dan Johnson Reefs di Kepulauan Spratly.”

Negara-negara yang saat ini memiliki klaim ke Kepulauan Spratly adalah Brunei, daratan Komunis Cina, Malaysia, Filipina, Republik Tiongkok (Taiwan), dan Vietnam. Hanya Cina (RRC), Taiwan (ROC) dan Vietnam telah membuat klaim berdasarkan keberadaan historis mereka di pulau-pulau tetapi Filipina telah mengklaim sebagian wilayah tersebut sebagai wilayahnya di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). ) Perjanjian bagian yang telah diratifikasi oleh semua negara yang terlibat dalam sengketa.

Dengan begitu banyak negara yang mengklaim bagian dari Laut Cina Selatan, sulit untuk menganggap serius retorika Dai. Cina sangat berinvestasi dalam transaksi perdagangan yang menguntungkan dengan semua penuntut yang bersaing dan tidak mungkin membahayakan hubungan tersebut dengan mengambil tindakan militer untuk menyelesaikan siapa yang diizinkan untuk berlayar melalui perairan yang dianggap oleh sebagian besar dunia sebagai wilayah internasional.


Comments

Popular Posts