AS Mengejar FONOPS Di Laut Cina Selatan Yang Membuat Cina Jengkel

Laksamana Phil Davidson, komandan Komando Indo-Pasifik AS secara terbuka mengatakan Angkatan Laut AS akan mengejar kebebasan operasi navigasi (FONOPS) di Laut Cina Selatan untuk melawan Korea Utara dan Cina. Dia juga meminta sekutu AS untuk ikut serta dalam operasi semacam itu dan memberi tahu Cina bahwa masyarakat internasional tidak menerima klaimnya atas wilayah ini. Sementara itu,PLA mendesak AS untuk menghentikan tindakan provokatifnya.


Mengejar FONOPS AS di Laut Cina Selatan membuat Cina jengkelPenghancur misil USS Spruance dan Preble USS (Sumber gambar: Angkatan Laut AS)

Di Laut Cina Selatan, suasananya semakin tegang saat hari-hari berlalu. Kehadiran Cina yang semakin meningkat di daerah itu karena negara ini mengklaim sebagai bagian dari wilayahnya yang membuat AS dan sekutunya meningkatkan kehadiran mereka sendiri di kawasan itu terutama melalui FONOPS.
Di satu sisi, AS memperkirakan bahwa klaim Cina di Laut Cina Selatan tidak sah dan mengutuk ekspansi Cina di wilayah tersebut. Karena itu Angkatan Laut AS secara teratur melakukan FONOPS melalui Laut Cina Selatan sejak awal tahun ini. Pada 11 Februari, 2 kapal perusak rudal berpemandu AS, USS Spruance dan USS Preble melakukan FONOP melalui Laut Cina Selatan.
Laksamana AS Phil Davidson sejak itu mengumumkan akan melanjutkan operasi tersebut dalam waktu dekat dan meminta sekutunya (Inggris, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Prancis, dll .untuk membentuk atau meningkatkan FONOPS mereka sendiri di wilayah.
Di sisi lain, Cina terus mengatakan FONOPS AS merupakan ancaman bagi integritas dan kedaulatan Cina. Sebenarnya PLA menganggap bahwa klaimnya terhadap beberapa pulau yaitu Kepulauan Nansha di Laut Cina Selatan adalah sah. Oleh karena itu, semua operasi yang dilakukan di dekat pulau-pulau ini harus dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan tanah air Cina.
Campur tangan AS seperti itu dianggap sebagai provokatif dari Cina yang kemudian mempertimbangkan untuk lebih meningkatkan pasukannya di daerah itu. Pada 12 Februari, seorang juru bicara Cina, Kolonel Senior Li Huamin menekankan bahwa PLA sedang memantau situasi laut dan udara yang relevan, siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap ancaman di kawasan itu, untuk menjaga keamanan Cina.
Di Laut Cina Selatan, konflik laten antara Cina dan AS dan para bandit sekutunya tampaknya tetap menjadi situasi buntu. Dan banyak yang akan mengatakan itu tidak akan tenang di masa depan.

Comments

Popular Posts