Drone Helikopter Cina Yang Mampu Melakukan Serangan Gerombolan Cerdas

Drone helikopter yang dikembangkan oleh Ziyan UAV mampu membentuk kawanan yang cerdas dan meluncurkan serangan terkoordinasi. Foto: Atas perkenan Ziyan UAV
Drone helikopter Cina yang dikembangkan di dalam negeri yang membawa peluru mortir, peluncur granat, dan senapan mesin kedekatan kini dapat membentuk kawanan dan terlibat dalam serangan terkoordinasi.
Teknologi serangan gerombolan yang cerdas memungkinkan sebanyak 10 drone helikopter tak berawak untuk secara mandiri membentuk gerombolan, pernyataan perusahaan Zhuhai Ziyan UAV yang berbasis di Guangdong, pengembang teknologi dikirim ke Global Times pada hari Kamis.
Dengan sekali tekan tombol, drone dapat lepas landas menghindari bertabrakan di udara dan menemukan jalan mereka ke target yang ditentukan. Begitu mereka menerima perintah untuk menyerang maka mereka akan melibatkan target secara mandiri dengan cara yang terkoordinasi.
Setelah menyelesaikan misi, sistem akan mengarahkan drone kembali ke pangkalan dan mendarat secara otomatis, kata pernyataan itu.
Operator tidak perlu mengekspos dirinya di garis depan yang berbahaya karena drone dapat dengan mudah dikendalikan dari jarak jauh, kata perusahaan.
Ke-10 drone dapat merupakan kombinasi dari berbagai jenis termasuk yang dapat menjatuhkan peluru mortir lebih dekat sementara yang lain dapat membawa peluncur granat atau membuat serangan bunuh diri, Liu Liyuan, juru bicara perusahaan, mengatakan kepada Global Times.
Dalam foto adalah Blowfish A3, sebuah drone helikopter baru yang dilengkapi dengan senapan mesin ringan. Foto: Atas perkenan Ziyan UAV
Ziyan juga mengembangkan drone helikopter baru bernama Blowfish A3 dengan lebar 2 meter panjang 0,5 meter. Hal ini dapat membawa beberapa jenis senapan mesin dan fitur desain aerodinamis yang berbeda yang memungkinkan pistol untuk menembak lebih banyak sudut di tengah penerbangan, menurut pernyataan itu.
Perusahaan ini sebelumnya memamerkan Blowfish A2 dalam berbagai pameran senjata sejak 2018. Perusahaan ini dapat membawa beberapa mortir 60 milimeter atau peluncur granat 35-40 milimeter.
Helikopter drone lainnya termasuk Infiltrator yang dapat meluncurkan roket dan rudal, dan Parus S1 yang mengorbankan dirinya untuk meledakkan target, kata perusahaan itu.
Teknologi serangan yang berkerumun pertama kali ditampilkan di pameran senjata IDEF'19 yang diadakan di Turki dari 30 April hingga 3 Mei, kata perusahaan itu. Perusahaan telah mendapat banyak pertanyaan dari berbagai perusahaan asing, kata Liu.

Comments

Popular Posts