Tuduhan Australia Atas Penembakan Laser PLA 'Melempar Lumpur Palsu Ke Cina'
Kapal pendarat ampibi (Hull 987), Kunlunshan (Hull 998) dan Changbaishan (Hull 989) yang terpasang pada armada kapal pendarat dengan angkatan laut di bawah Komando Teater Selatan PLA berlayar bersama di perairan Laut Cina Selatan selama pelatihan maritim latihan pada 18 November 2020. Latihan berlangsung 4 hari dengan fokus pada 10 mata pelajaran termasuk pertahanan komprehensif, transfer Landing Craft Air Cushion (LCAC), operasi kunjungan, pencarian dan penyitaan (VBSS), dan operasi tembakan langsung.(eng.chinamil.com.cn/Foto oleh Liu Jian)
Australia pada hari Sabtu menuduh armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) membidik laser ke pesawat patroli Australia yang menyebut langkah itu "tidak aman" tetapi ini hanya memperlihatkan pengintaian dekat yang tidak aman dan provokatif dari pesawat Australia terhadap kapal-kapal Cina di tempat pertama dan itu adalah upaya untuk melemparkan lumpur ke Cina ketika PLA telah mengirimkan bantuan ke negara-negara lain di kawasan seperti Tonga dan Kepulauan Solomon untuk membantu mereka mengatasi bencana dan epidemi kata para ahli mengatakan pada hari Minggu.
Sebuah pesawat patroli maritim P-8A Australia mendeteksi laser yang memancar dari salah satu dari 2 kapal Angkatan Laut PLA yang menerangi pesawat saat dalam penerbangan di atas wilayah utara Australia pada hari Kamis menurut Departemen Pertahanan Australia mengatakan dalam siaran pers pada hari Sabtu.
Siaran pers Australia menuduh iluminasi itu sebagai insiden keamanan yang serius dengan mengatakan langkah itu "tidak profesional dan tidak aman" dan "bisa membahayakan keselamatan dan nyawa personel Australia."
Kedua kapal Angkatan Laut PLA adalah kapal perusak Tipe 052D Hefei dan kapal pendarat amfibi Tipe 071 Jinggangshan menurut gambar yang dirilis oleh Departemen Pertahanan Australia yang juga menunjukkan bahwa kapal-kapal tersebut berlayar di perairan internasional.
Mereka berlayar ke timur melalui Laut Arafura pada saat kejadian dan sejak itu transit melalui Selat Torres dan berada di Laut Coral kata siaran pers tersebut.
Hampir dapat dipastikan bahwa pesawat patroli Australia yang melakukan pengintaian jarak dekat terlebih dahulu terhadap kapal perang Cina kata Song Zhongping, seorang pakar militer dan komentator TV Cina mengatakan kepada Global Times pada hari Minggu.
Australia gagal memberi tahu publik seberapa dekat pesawatnya terbang di dekat kapal Cina sehingga orang tidak tahu apakah kapal Cina terpaksa mengambil tindakan pencegahan defensif kata Song.
Hampir semua kapal perang modern dilengkapi dengan pengukur jarak laser yang merupakan jenis alat pengukuran yang digunakan untuk mengetahui jarak antar objek kata seorang analis yang dekat dengan PLA yang meminta anonimitas mengatakan kepada Global Times pada hari Minggu. Mereka juga digunakan untuk tujuan sipil dan tidak terlalu berbahaya kata analis anonim mencatat bahwa militer Australia secara sadar menghebohkan dunia ini dengan tujuan melemparkan lumpur ke Cina.
Pesawat dan kapal PLA telah sering berkunjung ke Pasifik Selatan baru-baru ini karena mereka mengirim pasokan ke Tonga untuk bantuan bencana dan ke Kepulauan Solomon untuk upaya anti-epidemi.
Pada tanggal 28 Januari 2 pesawat angkut besar Y-20 dari Angkatan Udara PLA tiba di Tonga mengirimkan 33 ton pasokan termasuk makanan, air bersih, penjernih air dan tenda ke negara Pasifik Selatan membantunya mengatasi letusan gunung berapi yang menghancurkan dan bencana tsunami berikutnya.
Pada hari Selasa bantuan bencana gelombang kedua seberat 1.400 ton tiba di Tonga melalui kapal pendarat amfibi Tipe 071 Wuzhishan dan kapal suplai komprehensif Tipe 901 Chaganhu. Sebuah pesawat angkut Y-20 Angkatan Udara PLA pada hari Jumat tiba di Kepulauan Solomon membawa pasokan anti-epidemi Cina termasuk alat uji dan generator oksigen dengan berat lebih dari 20 ton karena negara itu menghadapi peningkatan jumlah kasus COVID-19.
Australia tidak suka dan membenci Cina memberikan manfaat nyata bagi negara lain di dekat Australia sehingga Australia mencari segala cara untuk mendiskreditkan Cina kata para analis. Sementara itu kapal perang terbesar Australia yaitu HMAS Adelaide mengalami pemadaman listrik yang signifikan ketika melakukan operasi kemanusiaan ke Tonga.
Comments
Post a Comment
WeLcOmE TO My SiTeS