AS Kalah Dalam Perang Teknologi Tinggi Dengan Tiongkok

Menjadi sangat jelas bahwa pemerintahan Biden tidak memahami ancaman Tiongkok terhadap AS dan dunia bebas atau bagaimana cara menghadapinya.
Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pada tanggal 9 Agustus yang dimaksudkan untuk melarang perusahaan-perusahaan AS berinvestasi pada teknologi maju tertentu di Tiongkok. Namun pada saat yang sama pemerintah berusaha bersikap keras terhadap Beijing terkait AI dan semikonduktor canggih, Menteri Perdagangan Gina Raimondo terbang ke Beijing untuk menekankan betapa “sangat penting” “hubungan ekonomi yang stabil” dengan Tiongkok meskipun terdapat larangan teknologi. 
Dia hanyalah pejabat terbaru dari barisan panjang pejabat pemerintahan yang dikirim untuk bersujud kepada Presiden Xi Jinping dan para pengikutnya dalam kasus Menteri Keuangan Janet Yellen hampir secara harafiah bersujud baik secara fisik maupun mental dengan harapan bahwa jika kita terlihat cukup ramah dan patuh maka Beijing akan berperilaku baik di panggung internasional setidaknya hingga pemilu tahun 2024. 
Tapi mungkin tidak ada kontradiksi di sini. Jika ditelaah lebih dekat akan terlihat bahwa perintah eksekutif tanggal 9 Agustus tersebut bukannya bersikap keras terhadap Tiongkok dan para pendukung keuangannya yang berbasis di AS namun hanya mengganggu hubungan teknologi tinggi AS-Tiongkok yang mendukung ambisi global Tiongkok dengan mengorbankan AS dan kebebasan. 
Tentu saja semua orang termasuk Biden memahami bahwa Tiongkok terus melampaui kita dalam pengembangan dan penerapan teknologi yang akan mendominasi masa depan seperti AI, kuantum, telekomunikasi 5G, dan superkomputer. 

Comments

Popular Posts